BAB
II
PELAKSANAAN
1. Deskripsi dan Ruang Lingkup Best Practice
1.1 Deskripsi Best Practice
Best Practice Best Practice merupakan laporan uraian hasil pengalaman nyata
seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru
itu sendiri atau tidak langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan
sejawat lain nya). Best practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi
untuk meningkatkan sebuah pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru
itu sendiri. Sumber: (https://www.halleykawistoro.com/2017/08/kata-pengantar-best-practice.html.
Agustus 11.2017 )
1.2 Virlan Milenial
Virlan (Virtual
melayani), merupakan sebuah kata yang secara spontanitas lahir dari ide
penulis dan digunakan sebagai sebuah istilah media pembelajaran.
Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y atau
Generasi Langgas[1]) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X).
Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para
ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran
kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir
kelahiran, (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial).
Virlan Milenial digunakan untuk mengakomodir beberapa
aplikasi pembelajaran yang digunakan, diantaranya:
a.
QR
Code
Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR Code
adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi.
Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di Jepang Hal ini dikarenakan
kemampuannya menyimpan data yang lebih besar daripada kode batang sehingga
mampu mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung huruf
kanji. Kode QR telah mendapatkan standardisasi internasional dan standardisasi
dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dasasan telah digunakan secara
luas melalui ponsel di Jepang. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR)
Gambar 1. Bentuk QR Code
(Sumber Gambar: Foto DP WhatsApp VC 81.3 SULUT)
Kegunaan dari QR Code ini, yaitu materi tentang
peralatan restoran di sajikan dalam bentuk QR Code. Untuk cara melihatnya para
siswa harus menginstal QR Code Scanner pada HP yang akan digunakan untuk
mengakses materi.
Gambar 2. QR Code Scanner Aplikasi via HP
b.
Video
Tutorial
Pada pembelajaran food and beverage materi peralatan
restoran, menggunakan video tutorial dengan nama aplikasi yaitu faststone
capture.
Gambar
3. Logo Aplikasi
FastStone Capture
Melalui aplikasi ini, penulis membuat tutorial video
tentang materi peralatan restoran secara bertahap. Salah satu contoh videonya
dapat diakses pada link berikut: http://bit.ly/TutorialPeralatanRestoran
(durasi 55:16)
c.
Aplikasi
Webex
WebEx adalah sebuah aplikasi online yang dikembangkan
oleh Cisco yang membuat para pengguna saling berkolaborasi lewat gambar, video,
dan suara dari mana pun secara lebih mudah. WebEx mengkombinasikan komunikasi
lewat Telepon dengan tampilan di layar Komputer.
Tidak perlu menghabiskan biaya untuk perjalanan dan
melakukan pertemuan, cukup melalui Penjelajah web di meja masing-masing dan
lebih produktif dibandingkan mengirim file yang akan didiskusikan lewat email.
Tidak ada Perangkat keras yang harus dibeli, maupun Perangkat lunak yang harus
diunduh. Dengan aplikasi ini, baik perusahaan maupun pengguna perorangan bisa
mengurangi biaya operasional dan membuat pekerjaan lebih efisien. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Cisco_TelePresence)
Gambar 4. Logo Aplikasi Cisco Webex
Dalam
proses pembelajaran food and beverage materi peralatan restoran, peserta didik
menginstal cisco webex pada smartphone, dan penulis selaku guru mata pelajaran
membagikan meeting link, meeting number, meeting password untuk diakses para
siswa, guna mengikuti setiap materi secara virtual.
1.3 Penjelasan
tentang Revolusi Industri 4.0
Sebenarnya, apa
yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0? Secara singkat, pengertian industri
4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk
pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem
cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan
komputasi kognitif. Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan
manusia, termasuk ekonomi, dunia
kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri. Singkatnya, revolusi 4.0
menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang
kehidupan manusia.
Berbicara Prinsip
Rancangan Industri 4.0 dikutip dari Wikipedia, revolusi industri 4.0 memiliki empat
prinsip yang memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi dan
mengimplementasikan berbagai skenario industri 4.0, diantaranya adalah:
1.
Interoperabilitas (kesesuaian); kemampuan mesin, perangkat,
sensor, dan manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sama lain
melalui media internet untuk
segalanya (IoT) atau internet untuk khalayak (IoT).
2.
Transparansi Informasi; kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor.
3.
Bantuan Teknis; pertama kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia
mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat keputusan yang
bijak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia melakukan
berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia.
4.
Keputusan Mandiri; kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan dan
melakukan tugas semandiri mungkin.
1.4 Peralatan
Restoran
Peralatan
yang digunakan dalam sebuah restoran dikelompokan menjadi lima bagian besar
yaitu:
a.
Silverware adalah peralatan makan
yang terbuat dari bahan perak yang tahan terhadap karat.
Gambar 5. Cutleries (Silverware)
(Sumber Gambar: Jevery Paat,
2019:35)
b.
Chinaware adalah peralatan makan
yang biasanya terbuat dari keramik atau porselin.
Gambar 6. Jenis-jenis
Chinaware
(Sumber Gambar:
Jevery Paat, 2019:35-36)
c.
Glassware adalah peralatan minum
yang terbuat dari kaca termasuk di dalamnya segala jenis & bentuk gelas.
Gambar 7. Jenis-jenis
Glassware
(Sumber Gambar: Jevery Paat, 2019:40)
d.
Linen adalah segala macam
peralatan yang terbuat dari kain, sedangkan stationary adalah segala peralatan yang terbuat dari kertas dan
alat tulis menulis lainnya.
Gambar
8. Aneka Jenis Linen
(Sumber Gambar:
Jevery Paat, 2019:44-45)
e.
Table
Accessories adalah alat yang diletakan di tengah-tengah meja
tamu berfungsi sebagai peneman tamu dan juga untuk memperindah tampilan meja
makan.
Gambar 9. Table Accessories
(Sumber Gambar:
Jevery Paat, 2019:46-47)
1.5 Ruang
Lingkup Best Practice
a. Subjek Best Practice
Adapun serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
di SMK Negeri 2 Tahuna pada Kelas XI Akomodasi Perhotelan yang berjumlah 25
Peserta Didik (Sesuai data pada tabel
berikut).
No
|
Nama Siswa
|
L/P
|
1.
|
Fahtia Alting
|
P
|
2.
|
Rohit Wontami
|
L
|
3.
|
Yunus Gaghaube
|
L
|
4.
|
Andrew Katiandagho
|
L
|
5.
|
Alprine Tunena
|
P
|
6.
|
Mellyanti Metingga
|
P
|
7.
|
Wendri Ngongoru
|
L
|
8.
|
Gilbert Tindage
|
L
|
9.
|
Karmenita Papia
|
P
|
10.
|
Raty Dainga
|
P
|
11.
|
Obrin Tumpias
|
L
|
12.
|
Alfandi Pamikirang
|
L
|
13.
|
Abraham Takaliwuhang
|
L
|
14.
|
Taufiq Mabuka
|
L
|
15.
|
Morina Pukoliwutang
|
P
|
16.
|
Regina Mangaemba
|
P
|
17.
|
Juita Makaghiop
|
P
|
18.
|
Siti Paputungan
|
P
|
19.
|
Jourdi Sahabat
|
L
|
20.
|
Ravid Mamuko
|
L
|
21
|
Fitryani Umbur
|
P
|
22.
|
Nabila Lawendatu
|
P
|
23.
|
Reivan Maidangkay
|
L
|
24.
|
Aryanto Kagingge
|
L
|
25.
|
Elfira Manambe
|
P
|
Tabel 1. Daftar
Nama Peserta Didik Kelas XI Akomodasi Perhotelan
(Sumber: Data siswa Kelas XI Akomodasi Perhotelan Semester Genap Tahun
Pelajaran 2018/2019)
b. Waktu
Pelaksanaan Best Practice
Adapun pelaksanaan kegiatan belajar dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Berdasarkan Spektrum pembelajaran
Food and Beverage merupakan salah satu mata pelajaran Peminatan C3 yang
diberikan pada Kelas XI Akomodasi Perhotelan. Dan materi Peralatan dan
Perlengkapan Restoran diberikan pada Januari – Februari 2019 dengan durasi 4
tatap muka.
c. Peralatan
dan Bahan Best Practice
Dalam pelaksanaannya kegiatan belajar food and
beverage pada materi peralatan restoran, menggunakan peralatan praktik berupa:
1.
Peralatan
Restoran, berupa: Cutleries, Chinaware, Glassware, Linen, Table
Accessories.
2.
Liquid
Crystal Display (LCD), Laptop, Kabel Terminal, Smartphone/HP Android, Ear
phone/head set, mini speaker.
3.
Kertas
HVS, Spidol, Gunting, Penggaris.
4.
Koneksi
internet (Wifi Nusantara), Paket Data (untuk mengakses internet).
5.
Printer
d. Batasan
materi Best Practice
Pada pelaksanaannya penulis membatasi pada materi
peralatan restoran, yaitu: Silverware,
Chinaware, Glassware, Linen, Table Accessories. Dengan menggunakan media Virlan Milenial diantaranya: QR Code,
Video Tutorial, Aplikasi Webex. Dan dilaksanakan pada Kelas XI Akomodasi
Perhotelan.
2.
Langkah-langkah Pelaksanaan Best Practice
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan Best Practice:
Ø Pertemuan Pertama 25 Januari 2019
Peserta
didik diberikan pres test di awal kegiatan belajar mengajar sebagai pengantar
materi pembelajaran tentang peralatan dan perlengkapan restoran. Fokus pada
pertemuan perdana ini ialah mengenai peralatan restoran yaitu klasifikasi 5
(lima) peralatan restoran dan contoh peralatannya yang disampaikan melalui
video turotial. Diakhir kegiatan para siswa diberikan masing-masing 5 lembar
kertas yang sudah dicetak dalam bentuk QR Code untuk dipelajari.
Ø Pertemuan Kedua 1 Februari 2019
Pada tatap muka kedua ini peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang yang nantinya akan bertugas
secara bergantian sebagai host, moderator, presenter dengan tugas masing-masing
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Artinya setiap siswa akan mendapat giliran
bertugas sebagai host, moderator,
presenter. Materi yang dipresentasikan ialah tentang peralatan restoran. Diakhir
kegiatan penulis melakukan evaluasi hasil pembelajaran untuk mempersiapkan
kegiatan belajar pada pertemuan selanjutnya.
Ø Pertemuan Ketiga 8 Februari 2019
Tatap muka kali ini, kegiatan belajar dikemas dengan
situasi yang berbeda dimana kelas diatur berbentuk meeting class dengan
penataan kursi dan meja saling berhadapan dengan tujuan untuk melaksanakan
kegiatan presentasi pembelajaran tentang peralatan restoran. Alat yang
digunakan yaitu LCD dan Laptop oleh guru dan para siswa menggunakan
smartphone/HP Android masing-masing yang terlebih dahulu telah di instal
aplikasi cisco webex meeting. Kegiatan belajar diikuti secara individu melalui
video conference dengan mendengarkan presentasi dari guru dan siswa menyimak,
aktifitas ini berlangsung secara online.
Pada akhir kegiatan penulis kembali melakukan analisis
hasil belajar, untuk melakukan perbaikan terhadap hasil capaian belajar siswa
sebagai pertimbangan melaksanakan kegiatan pada pertemuan selanjutnya.
Ø Pertemuan Keempat 15 Februari 2019
Berdasarkan hasil tatap muka sebelumnya, dimana para
siswa diberikan media pembelajaran berupa QR Code, Video Tutorial, dan Vicon melalui
aplikasi webex. Pada tatap muka kali ini peserta didik diberikan tes secara
individu melalui presentasi peralatan restoran untuk mengukur sejauh mana
peserta didik Kelas XI Akomodasi Perhotelan memahami dan mengenal klasifikasi
peralatan restoran serta jenis-jenis peralatan restoran berdasarkan
klasifikasinya. Pada akhir kegiatan peserta didik diberikan post test secara
online terkait materi peralatan restoran.
3.
Hasil yang Dicapai
Jumlah 25 Siswa (KKM = 79)
|
|||
Pertemuan I
|
Pertemuan II
|
Pertemuan III
|
Pertemuan IV
|
Daya Serap
(60 %) 15
Siswa
|
Daya Serap
(72 %) 18
Siswa
|
Daya Serap
(84 %) 21
Siswa
|
Daya Serap
(88 %) 22 Siswa
|
Minat Belajar
(32 %) 8 Siswa
|
Minat
Belajar
(48 %) 12
Siswa
|
Minat
Belajar
(68 %) 17
Siswa
|
Minat
Belajar
(80 %) 20 Siswa
|
Hasil Belajar
(79 %) 8 Siswa
|
Hasil Belajar
(81 %) 12
Siswa
|
Hasil Belajar
(81.41) 17
Siswa
|
Hasil Belajar
(83.90) 22 Siswa
|
57 %
|
67 %
|
77.80 %
|
83.97 %
|
RATA-RATA
|
|||
Catatan:
3 Siswa Tidak Mengikuti Kegiatan Belajar Dari
Pertemuan I S.D Pertemuan IV
Atas Nama: Reivan Maidangkay (L), Aryanto Kagingge
(L), Elvira Manambe (P)
|
Tabel 2. Capaian
Hasil Belajar Siswa Kelas XI Akomodasi Perhotelan
(Sumber: Penelitian tahun 2019, Jevery Paat)
4.
Nilai penting dan Kebaruan Best Practice yang telah dilaksanakan
Berdasarkan hasil yang dicapai, seperti data pada
tabel 2. Maka dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut:
4.1 Daya Serap Siswa
-
Pada
pertemuan pertama dari 25 siswa hanya 15 siswa (60 %) yang mengikuti kegiatan
pre test.
-
Pada
pertemuan kedua dari 25 siswa hadir 18 siswa (72 %) yang mengikuti kegiatan
belajar.
-
Pada
pertemuan ketiga dari 25 siswa hadir 21 siswa (84 %) yang mengikuti proses
belajar mengajar.
-
Pada
pertemuan keempat dari 25 siswa hadir 22 siswa (88 %) yang aktif mengikuti
proses belajar mengajar.
4.2 Minat Belajar Siswa
-
Pada
pertemuan I, presentasi minat belajar (32 %) atau hanya 8 dari 25 siswa
terdaftar.
-
Pada
pertemuan II, presentasi minat belajar (48 %) total 12 dari 25 siswa terdaftar.
-
Pada
pertemuan III, presentasi minat belajar (68 %) total 17 dari 25 siswa
terdaftar.
-
Pada
pertemuan IV, presentasi minat belajar (80 %) atau 20 dari 25 siswa terdaftar.
4.3 Hasil Belajar Siswa
-
Pada
pertemuan I, presentasi hasil belajar (79 %) yaitu 8 siswa mencapai KKM dari 25
siswa.
-
Pada
pertemuan II, presentasi hasil belajar (81 %) yaitu 12 siswa mencapai KKM dari
25 siswa.
-
Pada
pertemuan III, presentasi hasil belajar (81.41 %) yaitu 17 siswa mencapai KKM
dari 25 siswa.
-
Pada
pertemuan IV, presentasi hasil belajar (83.90 %) yaitu 22 siswa mencapai KKM
dari 25 siswa.
Dari hasil uraian maka komponen Daya Serap mengalami
peningkatan dari pertemuan I 60 %, pertemuan II 72 %, pertemuan III 84 %,
Pertemuan IV 88 %. Minat belajar juga mengalami peningkatan dari pertemuan I 32
%, pertemuan II 48 %, pertemuan III 68 %, pertemuan IV 80 %. Dan hasil belajar
menunjukkan peningkatan yang signifikan dari pertemuan I 79 %, pertemuan II, 81
%, pertemuan III 81.41 %, pertemuan IV 83,90 %.
Adapun nilai tambah dari hasil yang dicapai, ialah
dari setiap komponen (daya serap, minat belajar, hasil belajar) pada setiap
pertemuan terjadi peningkatan presentasi rata-rata, yaitu: pertemuan I (57 %),
pertemuan II (67 %), pertemuan III (77.80 %), pertemuan IV (83.97 %).
Dengan demikian maka terbukti bahwa melalui virlan
(virtual melayani) dengan penggunaan QR Code, Video Tutorial, Aplikasi Cisco
Webex pada mata pelajaran Food and Beverage dengan materi peralatan restoran
dapat meningkatkan presentasi daya serap, minat belajar, dan hasil belajar
siswa Kelas XI Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Tahuna pada semester ganjil
tahun pelajaran 2018/2019.
5.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat
1.
Faktor
pendukung
1.1
Sarana
dan Prasarana
-
Ruang
Kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengejar
-
Peralatan
berupa media pembelajaran: LCD, Kabel Terminal, Komputer
-
Wifi
Nusantara (PSN)
-
Alat
Tulis Menulis, dan Alat Tulis Kantor
-
Listrik
1.2
Sumber
daya manusia
-
Peserta
Didik Kelas XI Akomodasi Perhotelan
-
Guru
Akomodasi Perhotelan
2.
Faktor
penghambat
2.1
Sarana
Prasarana
-
Jangkauan
Wifi Nusantara yang tidak sampai ke ruang kelas.
-
Jaringan
4G yang sering kurang stabil
-
Laboratorium
Komputer yang tidak menunjang dari jumlah komputer
-
Belum
semua siswa mempunyai smartphone/HP android
2.2
Sumber
daya manusia
-
Hal
teknis lainnya terkait karakter siswa yang kurang disiplin
6.
Tindak Lanjut
Setelah proses kegiatan belajar mengajar selesai, dilanjutkan
menulis Best Practice. Penulis sebagai guru yang melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, sangat berharap para siswa nantinya akan terus
mengembangkan diri dalam berbagai ilmu pengetahuan teristimewah pemahaman akan
peralatan restoran.
Karena nantinya ketika akan naik Kelas XII meraka akan melaksanakan Praktik
Kerja Industri (Prakerin), dan haparan ilmu yang didapat bisa diterapkan di
saat melaksanakan praktik kerja di hotel.
Dan sebagai guru ke depan akan terus berupaya
mengembangkan inovasi pembelajaran Virlan Milenial berbasis revolusi industri
4.0 melalui pemanfaatan fitur-fitur aplikasi (QR Code, Video Turotial, Aplikasi Cisco Webex).
Karena di era milenial saat ini para generasi muda
(siswa) lebih cenderung memanfaatkan smartphone/android dalam mengakses
berbagai situs media sosial. Disinilah kesempatan penulis dengan melihat
peluang bahwa melalui metode pembelajaran ini dapat meningkatkan kreatifitas
belajar. Sehingga aplikasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar ini
dapat dikembangkan sebagai sarana pembelajaran dan komunikasi secara online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar